Abu hurairah

Abu Hurairah – Biografi dan Kisah hidupnya

Share untuk Dakwah :

Jutaan Muslim dari saat wahyu Islam sampai hari ini telah mendengar satu nama – Abu Hurairah (radiyallahu anhu). Dia disebutkan dalam lebih dari 1600 hadits. Tufayl bin Amr adalah pemimpin suku Daws, yang tinggal di pesisir Laut Merah di selatan Jazirah Arab. Abu Hurairah termasuk dalam suku ini. Tufayl membantunya menjadi seorang Muslim, berikut ini adalah kisah tentang Abu Hurairah:

Setelah Tufayl bertemu Nabi Muhammad (sallallahu alayhi wa sallam) dan masuk Islam, ia kembali ke sukunya dan menyerukan agar mereka mengikuti teladannya. Abu Hurairah segera mengucapkan syahadat. Namun, banyak orang yang keras kepala. Butuh waktu lama bagi mereka untuk percaya.

Suatu ketika Abu Hurairah pergi dengan Tufayl ke Mekah untuk melihat Nabi (sallallahu alayhi wa sallam). Dia bertanya kepada tamu itu:

– Siapa namamu?

“Abd al-Syams,” jawab Abu Hurairah.

“Semoga Anda memiliki nama baru, Abdul Rahman, hamba Yang Maha Penyayang,” kata Rasulullah (sallallahu alayhi wa sallam).

Abu Hurairah adalah nama panggilan yang diberikan kepada Sahab saat masih kecil. Sejak usia muda, dia mencintai kucing dan bahkan merawat anak kucing ketika dia masih kecil. Oleh karena itu, teman-temannya mulai memanggilnya Abu Hurairah, yang artinya “bapak kucing“. Setelah itu, julukan itu melekat erat pada pria ini, dan nama aslinya hampir terlupakan.

Abu Hurairah tinggal bersama suku tersebut selama beberapa tahun setelah ia menjadi seorang Muslim. Pada tahun ketujuh Hijrah, ia datang ke Madinah bersama beberapa anggota sukunya. Mereka berhenti di masjid . Pada saat itu, pemuda itu tidak memiliki keluarga dan anak, dia hanya ditemani oleh ibunya. Abu Huraira berdoa agar dia masuk Islam, tetapi wanita itu menolak.

Sekali lagi, dia menyeru ibunya untuk percaya pada Satu Pencipta dan Nabi-Nya (sallallahu aleiki wa sallam), tetapi wanita itu berbicara dengan tajam tentang Rasulullah. Kemudian Abu Hurairah datang kepadanya dengan air mata berlinang. “Kenapa kamu menangis?” – Dia bertanya.

“Saya selalu mendorong ibu saya untuk masuk Islam, tetapi dia selalu menolak. Jadi kali ini. Selain itu, dia menunjukkan ketidaksenangannya dan berbicara tidak memihak tentang Anda. Bisakah Anda berdoa untuknya dan membantunya melihat Kebenaran?” jawab Abu Hurairah.

Nabi (sallallahu alayhi wa sallam) berdoa agar wanita itu masuk Islam. Ketika Abu Hurairah kembali ke rumah, dia melihat bahwa pintunya tertutup. Kemudian dia mendengar gemericik air. Dia mencoba masuk ke dalam rumah, tetapi ibunya bertanya, “Tunggu dulu, jangan masuk sekarang.” Wanita itu dengan cepat berpakaian dan memanggil, “Sekarang kamu bisa masuk.”

Ketika Abu Hurairah memasuki ruangan, ibunya berkata, “Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”

Kali ini lagi Abu Hurairah berlari ke Nabi (sallallahu alayhi wa sallam) sambil menangis, tapi itu adalah air mata kebahagiaan. “Aku punya kabar baik, wahai Utusan Yang Maha Tinggi. Allah menjawab doa Anda dan membantu ibu saya menjadi seorang Muslim, ”serunya.

Abu Hurairah sangat mencintai Nabi (sallallahu alayhi wa sallam). Dia suka melihat untuk waktu yang lama di wajahnya yang saleh, yang bersinar seperti matahari. Dia sering berterima kasih kepada Yang Mahakuasa atas rahmat ini dan berkata: “Segala puji bagi Allah, yang membimbing Abu Hurairah menuju Kebenaran. Segala puji bagi Allah yang telah mengajari Abu Hurairah membaca Al-Qur’an dan menjadikannya seorang Sahabat.”

Abu Hurairah sangat haus akan ilmu pengetahuan. Sahab Zaid bin Tsabit berkata: “Suatu ketika Abu Hurairah, saya dan salah satu kenalan kami sedang shalat di masjid. Saat itu Nabi datang dan duduk di sebelah kami. Kami berhenti berdoa, tetapi dia menyuruh kami untuk melanjutkan. Setelah kami selesai beribadah, Nabi berkata “Amin.” Abu Hurairah terus membaca doa dan memohon kepada Yang Maha Kuasa agar diberikan ilmu yang tidak akan terlupakan. Sekali lagi Nabi berkata “Amin”.

READ  Sejarah khalifah Islam sampai berdirinya Negara Arab

Abu Hurairah memiliki daya ingat yang luar biasa dan mampu mengingat semua yang disabdakan Rasulullah (sallallahu alayhi wa sallam). Dia tidak menghabiskan waktu di pasar atau di lapangan, tetapi selalu dekat dengan mentor. Para Sahabat terheran-heran dengan banyaknya hadits yang bisa dia hafal, dan sering kali bertanya kepadanya.

Suatu ketika Marwan bin Hakim memutuskan untuk menguji ingatan Abu Hurairah. Dia memanggil juru tulis dan menyuruhnya duduk di balik tirai sehingga dia bisa menuliskan semua yang dikatakan Sahab. Setahun kemudian, dia mengundang Abu Hurairah dan memintanya untuk mengulangi hadits tersebut lagi. Namun, dia tidak melupakan apa pun dan mengulangi semuanya kata demi kata.

Abu Hurairah menginginkan agar seluruh umat Islam berjihad menuntut ilmu. Suatu hari dia sedang berjalan-jalan di pasar dan melihat bagaimana orang-orang sibuk menjual dan membeli sesuatu, maka dia berseru: “Wahai penduduk Madinah, betapa miskinnya kalian!”

Namun, penjual dan pembeli tidak memahaminya. Kemudian Sahab menjelaskan: “Kamu di sini, dan tidak di dekat Nabi, dan jangan mengindahkan instruksinya.” Setelah itu, orang-orang bergegas ke masjid.

Abu Hurairah menghabiskan banyak waktu dalam menuntut ilmu. Oleh karena itu, kekayaan materinya meninggalkan banyak hal yang diinginkan. Seringkali dia lapar dan mengikatkan batu ke perutnya. Kadang-kadang dia bertemu para Sahabat dan berkata bahwa dia bisa datang ke rumah mereka dan menceritakan hadits. Namun, situasi segera berubah. Abu Hurairah menerima rampasan perang yang besar, membeli sebuah rumah dan menikah. Namun, karakter dan kebiasaannya tetap sama: dia selalu mengingat hari-hari ketika dia miskin dan sering berkata: “Saya adalah seorang yatim piatu, saya berhijrah sebagai orang miskin, saya adalah seorang penunggang unta. Tuhan membantu saya untuk menikahi seorang wanita bernama Bushra. Puji syukur saya panjatkan kepada Allah yang menguatkan iman saya .”

Abu Hurairah menghabiskan banyak waktu dalam ibadah, puasa dan membaca doa tambahan di sepertiga pertama malam. Kemudian dia beristirahat, dan istrinya sholat di sepertiga kedua malam. Kemudian dia pergi tidur, dan sepertiga malam terakhir dilayani oleh putri mereka. Demikianlah ibadah berlanjut di rumah mereka sepanjang malam. Dia meninggalkan dunia ini pada tahun 59 Hijriah pada usia 78 tahun.

Biografi Abu Hurairah

Abu Hurairah dilahirkan tahun 19 sebelum Hijriyah. Nama Beliau sebelum memeluk Islam tidaklah diketahui dengan jelas, tetapi pendapat yang masyhur adalah Abdusy Syam. Sedangkan nama Islam nya yaitu Abdur-Rahman. Beliau berasal dari qabilah Al-dusi di Yaman. Beliau memeluk Islam pada tahun ke 7 Hijriyah ketika Rasulullah Berangkat menuju Khaibar. Ketika itu, ibunya belum menerima Islam bahkan menghina Rasulullah. Abu Hurairamenemui Rasulullah, meminta beliau berdo’a agar ibunya masuk Islam. Kemudian Abu Hurairah kembali menemui ibunya lalu mengajaknya masuk Islam. Ternyata ibunya telah berubah pikiran dan bersedia masuk Islam.

Setelah pulang dari Perang Khaibar, Rasulullah ingin memperluas masjid Nabawi ke arah barat dengan menambah ruang sebanyak tiga tiang lagi. Ketika Rasulullah mengangkat batu untuk pondasi tiang, Abu hurairah langsung meminta agar beliau menyerahkan batu tersebut tetapi Rasulullah menolak dan berkata “Tiada kehidupan sebenarnya melainkan kehidupan akhirat”.

Abu Hurairah sangat mencintai Rasulullah sehingga siapun yang Rasullah cintai, maka iapun ikut mencintainya. Misalnya, Abu Huraira suka menciumi Hasan dan Husein karena beliau melihat Rasulullah suka menciumi kedua cucunya. Beliau diberi gelar dengan nama “Abu Hurairah“ karena kegemarannya bermain dengan anak kucing. Diceritakan pada suatu hari ketika Abu Hurairah bertemu Rasulullah, beliau bertanya pada Abu Hurairah tentang apa yang ada di dalam lengan bajunya, lalu Abu Hurairah memperlihatkan bahwa di dalam lengan bajunya ada seekor anak kucing. Setelah itu beliau diberi gelar oleh Rasulullah` dengan nama “Abu Hurairah” dan semenjak itu beliau lebih suka di panggil nama gelar tersebut.

READ  Sejarah Penaklukan Andalusia Spanyol oleh Tariq bin Ziyad

Abu Hurairaha pindah ke Madinah untuk bekerja. Disana, beliau bekerja sebagai pekerja kasar atau kita lebih sering sebut dengan buruh. Beliau sering mengikatkan batu di perutnya untuk menahan rasa lapar, Diceritakan bahwa beliau berbaring menghampar di mimbar masjid sehingga orang-orang menyangka beliau sudah tidak waras lagi. Ketika Rasulullah` mendengar kabar tersebut, beliau langsung menemui Abu Hurairah dan menjelaskan kepada orang-orang bahwa Abu Hurairah berbuat seperti itu karena lapar. Lalu Rasulullah memberinya makanan.

Abu Hurairaha adalah sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah. Beliau dikenal sebagai salah satu ahli shuffah, yaitu orang- orang miskin atau sedang menuntut ilmu yang tinggal di halaman masjid. Pada suatu hari beliau duduk di pinggir jalan dimana orang-orang berlalu-lalang. Waktu itu beliau melihat Abu Bakara berjalan, lalu beliau meminta agar dibacakan satu ayat Al-Qur’an. “Saya bertanya begitu supaya beliau mengajakku ikut dengannya dan memberiku pekerjaan”, kata Abu Hurairah. Akan tetapi Abu Bakara hanya membacakan ayat Al-Qur’an lalu kemudian pergi. Lalu melihat beliau melihat Umar ibn Khattaba dan berkata “ tolong ajari saya ayat Al-Qur’an”. Abu Hurairah kecewa lagi karena Umar melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh Abu Bakar. Tak lama kemudian datanglah Rasulullah. Nabi tersenyum, Abu Hurairaha berkata dalam hatinya, “beliau tahu apa isi hati saya dengan tepat, beliau bisa membaca raut muka saya dengan tepat,” Nabi memanggil “ya aba Hurairah!” Abu Hurairah menjawab “Labbaik, ya Rasulullah!”. Lalu Rasulullah berkata, “ikutilah aku!” beliau mengajak ke rumahnya. Didalam rumah didapati ada semangkuk susu “darimana datangnya susu ini?” tanya Rasulullah. Beliau telah bahwa seseorang telah memberikan susu itu. Rasullah memanggil, “ya Aba Hurairah!”Abu Hurairah pun menjawab “Labbaik, ya Rasulullah!””tolong panggilkan ahli suffah,” kata Rasulullah. Susu tadi dibagikan kepada ahli suffah, termasuk Abu Hurairah. Sejak itulah, Abu Hurairah mengabdi kepada Rasulullah, bergabung dengan ahli suffah di masjid.

Abu Hurairah meriwayatkan banyak Hadits disebabkan karena beliau mendampingi Rasulullah selama tiga tahun, sejak Abu Hurairah memeluk Islam. Abu Hurairah berkata, “…….sesungguhnya saudara kami dari golongan muhajirin sibuk dengan urusan mereka dipasar dan orang-orang Anshar sibuk bekerja diladang mereka, sementara aku seorang yang miskin senantiasa bersama Rasulullah di mil’i batni. Aku hadir di majelis yang mereka tidak hadir dan aku hafal pada saat mereka lupa” (Hadits Riwayat Bukhari). Pada mulanya Abu Hurairah mempunyai ingatan yang lemah, lalu beliau mengadu kepada Rasulullah.  Rasulullah` lalu mendo’akan Abu Hurairah agar di beri dengan daya ingat yang kuat. Semenjak itu, Abu Hurairah memiliki daya ingat yang kuat sehingga Abu Hurairah mampu meriwayatkan banyak Hadits bahkan yang terbanyak di kalangan para sahabat.

Kisah Abu Hurairah menjaga Gudang Zakat

Abu Hurairah  pernah diberi tugas oleh Rasulullah untuk menjaga gudang hasil zakat. Pada suatu malam, Abu Hurairah melihat orang mengendap-ngendap akan mencuri, lalu ditangkapnya. Orang itupun akan dibawanya kepada Rasulullah, tetapi pencuri itu merayu minta dikasihani seraya menyatakan bahwa dia mencuri untuk memberi makan keluarganya yang kelaparan. Abu Hurairah merasa kasihan lalu melepas pencuri itu dengan syarat orang itu tidak mengulangi perbuatannya lagi. Keesokan harinya, peristiwa tersebut dilaporkan kepada Rasulullah` dan beliaupun tersenyum lalu menyatakan bahwa pencuri itu pasti akan kembali. Ternyata keesokan malamnya pencuri itu datang lagi. Sekali lagi Abu Hurairah menangkap pencuri itu lalu ingin diserahkannya kepada Rasullah`. Sekali lagi, pencuri tersebut merayu sehingga Abu Hurairah merasa kasihan lalu melepaskannya sekali lagi. Kesokan harinya beliau melaporkan kejadian tersebut kepada Rasulullah` dan Rasulullah` pun mengulagi sabda nya bahwa pencuri itu pasti kembali. Apabila pencuri itu ditangkap sekali lagi, Abu Hurairah mengancam akan membawanya kepada Rasulullah. Keesokan malamnya pencuri tersebut tertangkap lagi dan merayu agar dibebaskan sekali lagi. Ketika Abu Hurairah tidak mau membebaskan, pencuri tersebut menyatakan bahwa jika seseorang membaca ayat kursi sebelum tidur, syaitan tidak mengganggunya. Abu Hurairaha merasa tersentuh mendengar perkataan pencuri itu lalu melepaskannya. Keesokan harinya, beliau menceritakan peristiwa tersebut kepada Rasulullah` dan beliau bersabda “pencuri yang ditemuinya itu adalah pembohong besar, tetapi apa yang diajarkannya kepada Abu Hurairah itu adalah suatu perkara yang benar. Sebenarnya pencuri tersebut adalah Syaitan yang dilaknat.”

READ  Jatuhnya konstantinopel Ibu kota Bizantium pada Perang Salib ke empat

Sikap Abu Hurairah terhadap fitnah yang terjadi pada masanya.

Walaupun Abu Hurairah merupakan orang yang miskin, namun pada suatu hari beliau dipinang oleh salah seorang majikannya yang kaya untuk dinikahkan dengan putrinya, Bisrah binti Gazwan. Ini menunjukkan bahwa Islam tidak memandang status sosial seseorang tapi yang dipandang adalah ketaqwaannya. Abu Hurairah dipandang mulia karena ke’aliman dan kesalihannya. Sejak menikah, Abu Hurairah membagi malamnya kedalam tiga bagian yaitu membaca Al-qur’an, istirahat dan keluarga, dan untuk mengulang-ngulang hadits. Beliau dan keluarganya tetap hidup sederhana walaupun telah menjadi orang kaya. Abu Hurairah suka bersedekah, menjamu tamu, bahkan memberikan rumahnya di Madinah untuk pembantu-pembantunya.

Rasulullah pernah mengutus Abu Hurairah berdakwah ke Bahrain bersama Al-‘Ala ibnu Abdillah Alhadrami. Beliau juga pernah diutus bersama Quddamah untuk mengambil jizyah di Bahrain dengan membawa surat kepada Amir Al-munzir ibnu Sawa At-Tamimi. Kemudian Abu Hurairaha diangkat sebagai gubernur Bahrain ketika Umara menjadi Amirul Mu’minin. Tetapi pada 23 Hijriyah, Umara memberhentikannya karena Abu Hurairah di tuduh menyimpan uang sebanyak 10.000 dinar. Ketika diperiksa Abu Hurairah banyak memberikan bukti bahwa harta itu diperolehnya dari beternak kuda dan pemberian orang. Khalifah Umara menerima penjelasan itu dan memaafkannya. Lalu Abu Huraiarah diminta menerima jabatan gubernur kembali, tetapi beliau menolak. Khalifah Umar ibnu Khattaba penah melarang Abu Hurairah menyampaikan Hadits dan hanya boleh menyampaikan ayat Al-Qur’an. Ini disebabkan tersebar kabar Abu Hurairah banyak meriwayatkan Hadits palsu. Larangan khalifah kemudian dibatalkan setelah Abu Hurairah menjelaskan Hadits mengenai bahayanya Hadits palsu. “Barang siapa yang berdusta atas padaku (Nabi Muhammad`) secara sengaja, hendaklah mempersiapkan tempat duduknya dalam api neraka.”(Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad-Darimi, dan Ahmad).

Pada masa Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thaliba, Abu Hurairah menolak tawaran menjadi gubernur Madinah. Ketika Mu’awiyah berkuasa, Abu Hurairah diangkat menjadi gubernur Madinah dengan asran dari Marwan ibn Hakam. Di kota yang penuh dengan cahaya (Al-Madinah A-Munawwarah) ini pula beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 57 atau 58 Hijriyah(676-678 Masehi) dengan usia 78 tahun. Abu Hurairah meninggalkan Hadits sebanyak 5.374 Hadits. Hadits Abu Hurairah yang di sepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim berjumlah 325 Hadits. Oleh Bukhari sendiri sebanyak 93 hadits dan oleh Muslim sendiri sebanyak 189 hadits. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah juga banyak terdapat dalam kitab-kitab hadits lainnya.


Share untuk Dakwah :

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.